Motivation Letter: Pengertian, Struktur, dan Cara Membuatnya

Motivation Letter Pengertian, Struktur, dan Tips Membuatnya

Goldeners, kamu pernah nggak sih, merasa sudah punya nilai akademik yang bagus, pengalaman organisasi segudang, dan sertifikat seabrek, tapi tetap gagal tembus ke kampus impian atau program beasiswa favorit?

Nah, mimin juga sering dengar cerita kayak gitu dari banyak pelamar beasiswa dan mahasiswa. Ternyata, salah satu penyebab paling sering bukan karena mereka nggak qualified… tapi karena motivation letter mereka kurang “nendang”.

Yup, motivation letter atau surat motivasi ini bisa jadi penentu utama lolos atau nggaknya kamu.

Padahal, banyak yang ngira surat ini cuma formalitas. Padahal sebaliknya, ini kesempatan kamu buat “jualan diri” ke pihak kampus atau penyedia beasiswa dengan cara yang personal tapi profesional.

Di artikel ini, mimin bakal bantu kamu bedah tuntas semua tentang motivation letter, mulai dari pengertian dasarnya, strukturnya, dan cara membuatnya. Yuk, kita mulai!

Apa Itu Motivation Letter?

Motivation letter adalah surat yang berisi alasan kenapa kamu tertarik melamar ke suatu program, universitas, atau beasiswa, dan kenapa kamu layak dipilih. Biasanya diminta saat mendaftar ke program S1, S2, S3, beasiswa luar negeri, bahkan internship dan kerja profesional juga kadang minta ini.

Kalau kamu masih bingung membedakan motivation letter dengan cover letter, gampangnya begini: Cover letter biasanya dipakai buat melamar kerja, dan lebih fokus ke pengalaman profesional. 

Sedangkan motivation letter lebih personal, menunjukkan tujuan akademik dan kenapa kamu cocok sama program yang kamu lamar.

Surat ini penting banget karena pihak kampus atau penyelenggara beasiswa pengin tahu:

Apakah kamu punya motivasi yang kuat dan jelas?

Seberapa besar komitmenmu buat menyelesaikan studi?

Gimana kamu bisa berkontribusi untuk institusi atau komunitas setelah lulus?

Kenapa Motivation Letter Itu Penting Banget?

Mungkin beberapa dari kamu bertanya, “Sepenting itu kah? Kan nilai akademik sudah cukup.” Jawabannya, penting banget!

Coba bayangin kamu jadi panitia seleksi. Kamu dihadapkan pada ratusan, bahkan ribuan aplikasi dengan nilai dan latar belakang yang mirip-mirip. Surat inilah yang sering kali menjadi pembeda. Ini kesempatan kamu buat “berbicara” langsung sama mereka dan meyakinkan mereka kalau kamu adalah kandidat yang paling pas.

Motivation letter yang ditulis dengan baik menunjukkan kalau kamu serius dan sudah melakukan riset mendalam. Kamu nggak cuma asal kirim aplikasi, tapi kamu benar-benar tahu apa yang kamu tuju dan kenapa tempat itu adalah pilihan terbaik. 

Ini juga jadi ajang buat kamu ngejelasin hal-hal yang nggak bisa dijelasin di CV, misalnya kenapa ada jeda setahun setelah lulus atau bagaimana sebuah pengalaman non-akademik membentuk karaktermu.

Struktur Motivation Letter yang Efektif

Meskipun sifatnya personal, motivation letter tetap harus ditulis dengan struktur yang rapi. Kenapa? Karena struktur bikin ide kamu lebih mudah dipahami. Nah, berikut struktur dasar yang biasa dipakai:

1. Pembukaan

Di bagian awal, kamu bisa langsung memperkenalkan diri secara singkat. Jangan bertele-tele. Langsung tulis kamu melamar untuk program apa, di institusi mana, dan kenapa kamu tertarik.

Langsung saja ke intinya. Sebutkan dengan jelas posisi atau program yang kamu lamar, dan langsung sambung dengan sebuah pernyataan kuat tentang passion atau motivasi utamamu. 

2. Paragraf Tengah (Isi Utama)

Di bagian ini, kamu bisa jabarkan latar belakang pendidikan, pengalaman organisasi, pencapaian, atau project yang relevan. Tapi ingat, semua harus dikaitkan dengan alasan kenapa kamu cocok di program tersebut.

Misalnya:

  • Kamu pernah bikin riset tentang energi terbarukan di kampus? Tulis.
  • Aktif di komunitas sosial yang relevan? Ceritakan peranmu.

Ada tantangan pribadi yang pernah kamu hadapi dan berhasil dilewati? Itu juga bisa kamu masukin, selama masih nyambung ke topik utama.

3. Penutup

Di bagian akhir, kamu bisa pertegas lagi kenapa kamu adalah kandidat yang tepat. Tunjukkan antusiasme dan harapan untuk bisa berkontribusi, baik selama studi maupun setelahnya. Ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Untuk contoh lengkap yang bisa kamu pelajari, Goldeners bisa cek contoh motivation letter beasiswa di sini. Ada referensi real yang bisa bantu kamu dapet gambaran lebih jelas.

Tips Menulis Motivation Letter yang Menarik

Bikin motivation letter itu nggak cukup cuma “baik dan benar”. Kamu harus bisa membuatnya terasa personal, jujur, tapi tetap menunjukkan bahwa kamu worth it. Nah, ini beberapa tips yang sering mimin rekomendasikan ke temen-temen yang lagi nyiapin beasiswa:

1. Riset Program Tujuanmu

Sering banget motivation letter terasa “template banget” karena penulisnya nggak benar-benar ngerti program yang dilamar. Jadi, sebelum kamu nulis, coba luangkan waktu buat baca profil jurusan atau beasiswa tersebut.

Misalnya, kamu mau apply ke Erasmus Mundus. Lihat misi programnya, bidang penelitian yang mereka dukung, dan cari tahu dosen atau profesor yang terkenal di sana. Masukkan elemen itu ke suratmu agar mereka tahu kamu serius.

2. Tulis dengan Suara Asli Kamu

Kalimat motivation letter itu nggak harus bombastis dan terlalu formal. Tulis aja seperti kamu lagi ngobrol dengan dosen atau penyelia yang kamu kagumi. 

Hindari kalimat yang terdengar seperti hasil copy-paste dari internet.

3. Fokus pada Alasan, Bukan Prestasi

Banyak yang jatuh ke jebakan: motivation letter jadi CV kedua. Padahal surat ini bukan tempat buat nyebutin semua pencapaian. 

Pilih satu atau dua pengalaman paling relevan, lalu jelaskan kenapa itu penting buat program yang kamu lamar.

Kesalahan Umum dalam Menulis Motivation Letter

Mimin juga sering nemuin beberapa kesalahan klasik yang bisa bikin motivation letter kamu kurang meyakinkan. Yuk, hindari jebakan-jebakan ini.

  1. Terlalu Generik

Kalau surat kamu bisa dipakai siapa aja tanpa diubah, itu tandanya masih terlalu umum. 

  1. Copy-Paste Contoh Mentah-Mentah

Boleh belajar dari contoh motivation letter yang beredar di internet, tapi jangan dijiplak mentah-mentah. Tim seleksi itu jeli banget, Goldeners. 

  1. Tata Bahasa dan Alur Berantakan

Meskipun motivation letter bisa lebih fleksibel dibanding essay akademik, tetap harus rapi. Gunakan kalimat yang jelas dan pastikan alurnya enak dibaca. Kalau kamu nulis pakai Bahasa Inggris, grammar-nya juga harus diperhatikan.

Baca Juga: 10 Contoh Motivation Letter Beasiswa Bahasa Inggris

Motivation letter mungkin kelihatan “cuma selembar kertas”, tapi di balik itu bisa jadi tiket kamu buat kuliah di luar negeri, dapet beasiswa impian, atau bahkan gabung ke institusi prestisius.

Kuncinya? Tulis dengan hati, riset yang dalam, dan sesuaikan dengan profil kamu sendiri. Motivation letter yang kuat biasanya ditulis dengan jujur, personal, dan terstruktur.

Tapi nggak cukup berhenti di motivation letter aja. Banyak program beasiswa juga mensyaratkan skor TOEFL yang tinggi. Nah, kalau kamu belum punya sertifikat atau masih bingung cara ngadepin tesnya, mimin saranin kamu buat ikut TOEFL Preparation di Golden English.

Programnya dirancang khusus buat bantu kamu tembus skor yang dibutuhin beasiswa. Plus, bisa sekalian dilatih buat nulis motivation letter juga.

Yuk, jangan nunda-nunda lagi. Tahun ini bisa jadi tahun kamu dapetin beasiswa yang udah lama kamu impikan!

kursus toefl

 

Teguh Gunawan, S.Li.

Teguh Gunawan, S.Li.

Digital Marketing Enthusiast who's passionate about SEO, Content Writing, and Copywriting.