fbpx

Now Everyone Can Speak English

Biaya Hidup di Australia Lebih Murah Dibanding Indonesia? Cek Faktanya di Sini!

Daftar Isi

Biaya Hidup di Australia

Kalau ngomongin soal living cost, pasti langsung kepikiran sama harga makanan, transportasi, tempat tinggal, sama kebutuhan sehari-hari.

Di Indonesia aja, rasanya kadang harus putar otak biar gaji cukup sampai akhir bulan, bener gak? Mulai dari biaya makan, sampai biaya hangout tiap minggunya.

Tapi, pernah gak sih kamu kepikiran buat ngebandingin living cost di Australia? Negara yang terkenal dengan kualitas hidup yang tinggi, sehingga bikin orang skeptis soal biaya hidup. Pasti langsung kebayang mahal banget, kan? 

Nah, apakah biaya hidup di Australia beneran bikin dompet bolong, atau justru ada celah buat lebih hemat? Golden English bakal spill semuanya buat kamu di artikel ini!

Perbandingan Biaya Hidup di Australia dan Indonesia: Mana yang Lebih Bersahabat untuk Dompet?

Kalo bahas biaya hidup, perbandingan antara Indonesia dan Australia selalu menarik perhatian, terutama untuk kamu yang punya rencana kerja atau kuliah di Australia.

Australia sering dianggap mahal karena nilai tukarnya tinggi, tapi kalau dirinci, ada beberapa aspek yang justru bisa lebih murah. Yuk, kita bahas lengkap perbandingan harga di berbagai aspek!

1. Biaya Transportasi: Umum vs Kendaraan Pribadi

Di Indonesia, moda transportasi umum seperti angkot, Transjakarta, atau ojek online sangat terjangkau. Ongkos naik angkot di kota besar rata-rata Rp5.000–Rp10.000 per perjalanan, sedangkan ojek online biasanya mulai dari Rp10.000 untuk jarak pendek.

Namun, di Australia, transportasi umum seperti bus, kereta, dan tram lebih mahal. Contohnya, tiket kereta sekali jalan di Sydney bisa mencapai AUD 4–6 (Rp40.000–Rp60.000).

Meski terkesan mahal, Australia punya sistem transportasi yang sangat efisien. Ada juga cap limit, yaitu batas maksimal pengeluaran harian untuk transportasi, misalnya sekitar AUD 16 (Rp160.000).

Di sisi lain, menggunakan kendaraan pribadi di Australia jauh lebih mahal karena harga bensin berkisar AUD 2 per liter (Rp20.000), sementara di Indonesia harganya Rp13.500 per liter. Ditambah lagi, biaya parkir di Australia bisa mencapai AUD 20–30 per hari (Rp200.000–Rp300.000).

2. Akomodasi: Sewa Apartemen atau Rumah

Harga sewa tempat tinggal jadi salah satu komponen terbesar dari biaya hidup. Di Indonesia, kamu bisa menyewa kos-kosan sederhana dengan harga Rp1 juta–Rp3 juta per bulan, bahkan lebih murah, tergantung fasilitas dan lokasi.

Di kota besar seperti Jakarta, apartemen bisa disewa mulai dari Rp5 juta–Rp10 juta per bulan.

Sebaliknya, di Australia, sewa apartemen atau rumah jauh lebih mahal. Sewa apartemen satu kamar di pusat kota seperti Sydney atau Melbourne berkisar AUD 2.000–3.000 per bulan (Rp20 juta–Rp30 juta).

Namun, ada opsi lebih hemat seperti shared house, di mana kamu hanya membayar AUD 800–1.200 per bulan (Rp8 juta–Rp12 juta) untuk kamar pribadi.

Biaya utilitas seperti listrik, air, dan internet juga berbeda. Di Indonesia, tagihan listrik dan air rata-rata Rp300.000–Rp700.000 per bulan, sementara di Australia bisa mencapai AUD 150–200 per bulan (Rp1,5 juta–Rp2 juta).

3. Makanan: Makan di Luar vs Masak Sendiri

Soal biaya makan jangan ditanya. Biaya makan di Indonesia sangat terjangkau. Kamu bisa makan di warteg atau rumah makan kecil dengan harga Rp15.000–Rp30.000 per porsi. Bahkan, makanan di restoran kelas menengah hanya berkisar Rp50.000–Rp100.000 per orang.

Di Australia, harga makanan di luar jauh lebih mahal. Seporsi makanan di restoran biasa bisa menghabiskan AUD 15–25 (Rp150.000–Rp250.000), sementara makanan cepat saji seperti McDonald pun sekitar AUD 10 (Rp100.000).

Namun, belanja bahan makanan di supermarket seperti Coles atau Woolworths lebih hemat. Misalnya, ayam segar dijual seharga AUD 8 per kilogram (Rp80.000), sayuran mulai AUD 2 per ikat (Rp20.000), dan roti sekitar AUD 3 per bungkus (Rp30.000).

Sebagai perbandingan, harga bahan pokok di Indonesia jauh lebih murah. Ayam segar dijual sekitar Rp50.000 per kilogram, sayuran mulai Rp5.000 per ikat, dan roti sekitar Rp10.000 per bungkus.

4. Pendidikan

Biaya pendidikan adalah salah satu aspek penting, terutama untuk pelajar internasional. Di Indonesia, uang sekolah atau kuliah sangat bervariasi, mulai dari Rp10 juta–Rp30 juta per tahun untuk universitas swasta.

Di Australia, biaya kuliah untuk pelajar internasional bisa mencapai AUD 20.000–40.000 per tahun (Rp200 juta–Rp400 juta).

Meski lebih mahal, universitas di Australia menawarkan fasilitas pendidikan yang sangat lengkap dan program beasiswa untuk meringankan biaya.

5. Kesehatan

Di Indonesia, layanan kesehatan masih tergolong terjangkau, terutama jika menggunakan BPJS. Konsultasi dokter umum di klinik swasta biasanya berkisar Rp50.000–Rp150.000 per kunjungan.

Australia memiliki sistem kesehatan bernama Medicare yang gratis untuk warga lokal dan penduduk tetap.

Namun, pelajar internasional diwajibkan memiliki asuransi kesehatan, dengan biaya sekitar AUD 500–1.000 per tahun (Rp5 juta–Rp10 juta). Tanpa asuransi, biaya konsultasi dokter di Australia bisa mencapai AUD 80–150 per kunjungan (Rp800.000–Rp1,5 juta).

6. Hiburan dan Rekreasi

Harga hiburan di kedua negara cukup berbeda. Di Indonesia, tiket bioskop rata-rata Rp35.000–Rp75.000, sedangkan di Australia harganya AUD 15–20 (Rp150.000–Rp200.000). Namun, tempat wisata alam di Australia seperti pantai atau taman nasional sering kali gratis.

7. Pajak dan Biaya Lainnya

Australia menerapkan pajak penghasilan yang cukup tinggi, yaitu 19–45% tergantung pendapatan, sementara di Indonesia berkisar 5–30%. Namun, pajak ini sebanding dengan fasilitas publik yang diberikan seperti transportasi, kesehatan, dan pendidikan.

8. Gaya Hidup dan Belanja

Barang elektronik seperti laptop atau ponsel sering kali lebih murah di Australia karena pajak impor lebih rendah. Misalnya, iPhone terbaru di Australia, seperti Iphone 15 Pro dijual sekitar AUD 1.300 (Rp13 juta), sementara di Indonesia bisa mencapai Rp18 juta.

Belanja kebutuhan sehari-hari seperti pakaian juga lebih murah di Australia jika memanfaatkan diskon besar-besaran, seperti Boxing Day atau End of Season Sale.

9. Biaya Internet: Kecepatan vs Harga

Di Indonesia, internet rumah seperti Indihome, First Media, atau Biznet menawarkan paket dengan kecepatan 20–50 Mbps dengan harga mulai dari Rp300.000–Rp500.000 per bulan.

Meski terjangkau, kualitas jaringan sering kali dipengaruhi oleh lokasi, cuaca, atau jam penggunaan (jam sibuk biasanya lebih lambat).

Di Australia, layanan internet rumah seperti Telstra, Optus, atau TPG biasanya menawarkan paket dengan kecepatan 50–100 Mbps. Harga rata-rata untuk paket ini berkisar AUD 60–80 per bulan (Rp600.000–Rp800.000).

Meskipun lebih mahal, kecepatan dan kestabilan jaringan di Australia cenderung lebih baik, bahkan saat digunakan untuk streaming atau bekerja jarak jauh.

Untuk data seluler, di Indonesia, paket internet dari provider seperti Telkomsel atau Indosat menawarkan 10–20 GB data dengan harga Rp100.000–Rp150.000 per bulan.

Sebaliknya, di Australia, paket data dari provider seperti Vodafone atau Optus berkisar AUD 30–50 per bulan (Rp300.000–Rp500.000) dengan kuota sekitar 30–50 GB.

Tips Hemat Biaya Hidup di Australia, Cocok Buat Kamu yang Ingin Bekerja atau Kuliah di Australia!

  1. Gunakan Transportasi Umum: Manfaatkan kartu seperti Opal atau Myki untuk tarif lebih murah.
  2. Shared House: Tinggal bareng teman untuk menghemat sewa.
  3. Masak Sendiri: Belanja di Coles atau Aldi lebih hemat daripada makan di luar.
  4. Cari Diskon: Gunakan Gumtree atau Boxing Day Sale buat belanja murah.
  5. Daftar WHV: Daftar Working Holiday Visa untuk bekerja sambil jalan-jalan.
  1. Air Gratis: Minum air keran yang aman biar hemat uang.
  2. Hiburan Gratis: Nikmati pantai, taman, atau museum tanpa biaya.

Sekarang udah paham kan gimana cara ngatur biaya hidup di Australia? Walaupun terlihat mahal, sebenarnya banyak peluang buat lebih hemat, terutama kalau kamu punya rencana kerja sambil liburan dengan Working Holiday Visa (WHV).

Selain bisa explore Australia, WHV juga bantu kamu dapetin penghasilan buat nutup biaya hidup di sana.

Biar kamu bisa dapetin WHV, yuk jangan lupa tingkatkan skor IELTS yang menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi!

Program kursus IELTS di Golden English bisa jadi solusi buat kamu yang mau lolos persyaratan WHV dengan lancar. Di Golden English, kamu bakal dibimbing oleh pengajar berpengalaman + native speaker dengan metode yang mudah dipahami.

Kursus ini bakal bantu kamu siap menghadapi ujian IELTS dengan percaya diri, dan tentunya, mendukung proses aplikasi WHV kamu. Skor IELTS tinggi, akan membuka peluangmu lebih besar untuk lolos mendapatkan WHV.

Klik banner di bawah untuk lebih lanjut!  

kursus ielts

 

Berikan Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Teguh Gunawan, S.Li.
Teguh Gunawan, S.Li.
Digital Marketing Enthusiast who's passionate about SEO, Content Writing, and Copywriting.
Teguh Gunawan, S.Li.
Teguh Gunawan, S.Li.
Digital Marketing Enthusiast who's passionate about SEO, Content Writing, and Copywriting.